Mengenai Saya

Foto saya
SOLO, JAWATENGAH, Indonesia
Alhamdulillah dipercaya sebagai seorang guru, masih dan akan selalu belajar agar senantiasa menjadi lebih baik.

Selasa, 21 Februari 2012

Tolok Ukur durhaka


Allah SWT. berfirman: “Jika salah seorang di antara mereka telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra’: 23).
Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Apakah ukuran durhaka kepada kedua orang tua?
Rasulullah SAW. menjawab: “Ketika mereka menyuruh ia tidak mematuhi mereka, ketika mereka meminta ia tidak memberi mereka, jika memandang mereka ia tidak hormat kepada mereka sebagaimana hak yang telah diwajibkan bagi mereka.” (Al-Mustadrak 15/195)
Rasulullah SAW. bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Wasail 21/389)
Akibat-Akibat durhaka pada orang tua
Rasulullah saw bersabda: “Dosa besar yang paling besar adalah syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua...” (Al-Mustadrak 17/416)
Rasulullah saw bersabda: “Ada tiga macam dosa yang akibatnya disegerakan dan tidak ditunda pada hari kiamat: durhaka kepada orang tua, menzalimi manusia, dan ingkar terhadap kebajikan.” (Al-Mustadrak 12/360)
Rasulullah saw bersabda: “...Di atas setiap durhaka ada durhaka yang lain kecuali durhaka kepada orang tua. Jika seseorang membunuh salah seorang dari kedua orang tuanya, maka tidak ada lagi di atasnya kedurhakaan yang lain.” (At-Tahdzib 6/122)
Di antara akibat durhaka kepada orang tua:
1. Goncangan, kesengsaraan dan kegelapan
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang percaya kepadaku tentang berbakti kepada kedua orang tua dan menjalin silaturrahmi, maka aku akan menjamin baginya hal penambahan harta, penambahan umur, dan sakinah dalam rumah tangganya.” (Al-Mustadrak 15/176)
Imam Ja’far (sa) berkata: “…Dosa yang mempercepat kematian adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa dan menggelapi kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.” (Al-Kafi 2/447)
2. Dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meri-dhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Sami’ As-Sa’adah 2/263).
3. Menjadi orang yang celaka
Imam Ja’far (sa) berkata: Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar karena Allah Azza wa Jalla menjadikan anak yang durhaka sebagai orang yang sombong dan celaka, dalam firman-Nya: “Dan berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong dan celaka.” Surat Maryam: 32. (Al-Faqih 3/563)
4. Dilaknat oleh Allah swt sebagaimana orang tuanya dilaknat karena kedurhakaannya.
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, Allah melaknat kedua orang tua yang melahirkan anak karena kedurhakaannya kepada mereka. Wahai Ali, Allah menetapkan akibat pada kedua orang tuanya karena kedurhakaan anaknya sebagaimana akibat yang mesti menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya. Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqih 4/371)
5. Dikeluarkan dari keagungan Allah swt
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: “Allah mengharamkan durhaka kepada kedua orang tua karena hal itu telah keluar dari pengagungan kepada Allah swt dan penghormatan kepada kedua orang tua.” (Al-Faqih 3/565)
6. Amal kebajikannya tidak diterima oleh Allah swt
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Demi Ketinggian-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak menerimanya.” (Jami’ As-Sa’adah 2/263).
7. Shalatnya tidak diterima oleh Allah swt
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya, maka shalatnya tidak diterima.” (Al-Kafi 2/349).
8. Tidak melihat Rasulullah saw pada hari kiamat
Rasulullah SAW. bersabda: “Semua muslimin akan melihatku pada hari kiamat kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang disebutkan nama-ku lalu ia tidak bershalawat kepadaku.” (Jamus Sa’adah 2/263).
9. Diancam dimasukkan ke dalam dua pintu neraka
Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya murka, maka akan dibukakan baginya dua pintu neraka.” (Jamus Sa’adah 2/262).
10. Tidak akan mencium wangi surga
Rasulullah saw bersabda: “Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua orang tuamu, karena bau harum surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu tahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina…” (Al-Wasail 21/501)
11. Kesengsaraan dan azab saat sakaratul maut
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin memperoleh kemudahan saat sakaratul maut, maka hendaknya ia menjalin silarurrahim dengan karabatnya, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.” (Biharul Anwar 74/66)
12. Dipersulit perhitungan amalnya pada hari kiamat
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Berbakti pada kedua orang tua dan menjalin silaturrahmi akan dimudahkan hisab amalnya…” (Al-Mustadrak 15/177).
Kisah nyata di zaman Nabi saw
Pada suatu hari Rasulullah SAW. mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lailaha illallah, tapi pemuda itu lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang ada di dekat kepala sang pemuda: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah.
Rasulullah saw bertanya lagi: Apakah kamu murka kepadanya?
Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 tahun
Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!
Sang ibu berkata: Saya ridha kepadanya karena ridhamu kepadanya.
Kemudian Rasulullah saw membimbing kembali kalimat tauhid,
Lailaha illallah.
Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lailaha illallah.
Rasulullah saw bertanya: Apa yang kamu lihat tadi ?
Sang pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan, pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah.
Nabi saw berkata kepadanya, sekarang ucapkan:

 “Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” 1)
Sang pemuda ikut mengucapkannya.
Nabi saw bertanya lagi: Lihatlah, apa yang kamu lihat sekarang?
Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih, dan cahayanya meliputi keadaanku. (Biharul Anwar 75/456).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar