Mengenai Saya

Foto saya
SOLO, JAWATENGAH, Indonesia
Alhamdulillah dipercaya sebagai seorang guru, masih dan akan selalu belajar agar senantiasa menjadi lebih baik.

Kamis, 02 Februari 2012

Adab–Adab Puasa Ramadhan


·         Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib.
Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : ”Manusia (ummat Islam) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)

Sunnah berbuka adalah sbb :  
   a. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat.
Diriwayatakan dari Anas ra., ia berkata : ”Rasulullah saw berbuka dengan makan beberapa ruthaab ( kurma basah ) sebelum shalat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk. 
(H.R : Abu Daud dan Al-Hakiem)

   b. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu.
Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: ”Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu ( yang sudah terhidang ).”
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
  
   c. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb :
”Dzahabadh dzomaa’u wabtalatil uruuqu wa tsabatil ajru insyaa Alloh.”
Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah.
(Diriwayatkan dari Ibnu Umar; H.R: Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits  hasan)
  
·         Makan sahur.
Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw. bersabda : ”Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah.”
( H.R : An-Nasa'i )

Adab-adab sahur :  
 a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh.
Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : ”Adalah para sahabat  Muhammad saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur.”
(H.R : Al-Baihaqi )
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit berkata : ”Kami bersahur bersama Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk menunaikan shalat (Shubuh).” Saya berkata : ”Berapa saat jarak antara keduanya (antara waktu sahur dan waktu Shubuh) ?” Ia berkata : ”Selama orang membaca limapuluh ayat.” (H.R :  Al-Bukhary dan Muslim )

   b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh.
   Telah bersabda Rasulullah saw: ”Apabila salah seorang diantara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan, hendaklah ia menyelesaikan hajatnya ( makan/minum sahur ) daripadanya.” (H.R : Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem)
    Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata : ”Shalat telah di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau bertanya : ”Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah ?” Beliau r. menjawab : ya, lalu ia  meminumnya.” ( H.R Ibnu Jarir )

*** Imsak tidak ada  sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.***
  
·         Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak  menolong) dan banyak membaca al-qur'an
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : ”Adalah Rasulullah saw.  orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan benar-benar Rasulullah saw. lebih dermawan tentang kebajikan (cepat berbuat kebaikan) daripada angin yang dikirim.”(HR Al-Bukhary )

·         Menegakkan shalat malam / shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir( 20 hb. sampai akhir Ramadhan).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : ”Adalah Rasulullah saw. menggalakkan qiyamullail ( shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa memerintahkan secara wajib, maka beliau bersabda : Barang siapa yang shalat malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu.”
( H.R : Jama'ah)

·         Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda : ”Barang siapa yang shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” ( H.R : Jama'ah )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : ”Berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir.” (H.R : Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : ”Dinampakkan dalam mimpi seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, maka Rasulullah saw. bersabda : Sayapun bermimpi seperti mimpimu, (ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul qadar ) pada malam-malam ganjil. ( H.R : Muslim )
 Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Saya berkata kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui lailatul qadar, apa yang saya harus baca pada malam itu ? Beliau bersabda : Bacalah (artinya) Yaa Allah sesungguhnya Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku. (H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad)
  
·         Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan oleh Allah Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
Cara  i'tikaf :  
   a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. Apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempat i'tikafnya..........
( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi )

   b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila beri'tikaf, beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena untuk memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll... ) (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
  
   c. Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf.
Allah ta'ala berfirman : (artinya ) Janganlah kalian mencampuri mereka(istri-istri kalian) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam masjid. Itulah batas-batas ketentuan Allah, maka jangan di dekati.. (Al-Baqarah:187 )

·         Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan  menjauhi pertengkaran. ( dalil : 31 dan 32 )
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali shaum, ia adalah untukku dan aku yang memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya shaum itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu shaum janganlah berbuat keji, jangan berteriak-teriak (pertengkaran), apabila seorang memakinya sedang ia shaum maka hendaklah ia katakan : " sesungguhnya saya sedang shaum." Demi jiwa Muhammad yang ada di tanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang sedang shaum itu lebih wangi disisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi. Dan bagi orang yang shaum ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira karena shaumnya. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
  
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat ( untuk menerima ) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya. ( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim )
Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala shaumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar