Mengenai Saya

Foto saya
SOLO, JAWATENGAH, Indonesia
Alhamdulillah dipercaya sebagai seorang guru, masih dan akan selalu belajar agar senantiasa menjadi lebih baik.

Rabu, 22 Februari 2012

Adab Tidur


1. Berintrospkesi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah beberapa ketika sebelum tidur, mempertimbangkan segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah dan jika sebaliknya maka hendaknya segera mohon ampunanNya, kembali dan bertaubat kepadaNya. 2. Tidur awal, berdasarkan hadits yang bersumber dari 'Aisyah "Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan shalat" (Muttafaq 'alaih). 3. Disunnatkan berwudhu' sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al Bara' bin 'Azib menuturkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu'lah sebagaimana wudhu' untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan ..." Dan tidak mengapa berbalik ke sebelah kiri nantinya. 4. Disunnatkan pula mengibas-ngibas tiga kali pada tempat pembaringan sebelum berbaring, berdasarkan hadits abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengibaskan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya..." Dia dalam satu riwayat dikatakan: "tiga kali" (Muttafaq 'alaih). 5. Makruh tidur meniarap. Abu Dzar menuturkan: 'Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring meniarap. maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda: 'Wahai Junaidah (panggilan abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (meniarap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka' (H.R Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al Albani). 6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari 'Ali bin syaiban disebutkan bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: 'Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya' (HR Al Bukhari di dalam al Adab al Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al Albani). 7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api atau lampu sebelum tidur. Dari Jabir diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bekas-bekas dan tutuplah makanan dan minuman' (Muttafaq 'alaih). 8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al Baqarah,Surah Al Ikhlas dan al Mu'awwidzatain (al Falaq dan An Naas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut. 9. Membaca do'a-do'a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti: 'Allahumma qinii 'adzabaka yauma tab'atsu 'ibaadaka' / Ya Allah, peliharalah aku dari adzabMu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hambaMu'. Dibaca tiga kali (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani) Dan membaca: 'Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa / Dengan menyebut namaMu ya Allah, aku mati dan aku hidup' (HR. Al Bukhari) 10. Apabila di saat tidur merasa terperanjat atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo'a dengan do'a berikut ini: 'A'uudzu bikalimaatillahit taammati min ghadlabihi wa syarri 'ibaadihi wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdluruun / Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murkaNya, kejahatan hamba-hambaNya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani) 11. Hendaknya apabila bangun tidur membaca: 'Alhamdu lillahilladzi ahyaanaa b'da maa amaatanaa wa ilaihinnisyuur' / Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikanNya dan kepadaNya lah kami dikembalikan. (HR. Al Bukhari) Etika Tidur dan Bangun Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Fiqih Tambahan: 12. Hendaknya tidak menjulurkan kaki ke arah kiblat, karena yang demikian dapat berarti menghinakan ka’bah (mengingat kaki adalah bagian yang mulia dibandingkan denga kepala). Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar